Rabu, 29 Agustus 2007

Hah...batu bernilai ratusan juta???

Batu Bernilai Ratusan Juta Rupiah

JIKA ingin mencari hiasan atau suvenir yang alami, kawasan Sukaraja Sukabumi bisa menjadi salah satu pilihan. Di sepanjang jalan yang menghubungkan Su-kabumi dengan Cianjur ini, terdapat beberapa perajin dan toko penjual batu mulia dan batu alam. Mulai dari kalung batu yang dijual belasan ribu hingga batu kristopas berharga ratusan juta rupiah. "Yang itu harganya Rp 800 juta," kata H.E. Sutisna Selamet, pemilik sebuah toko di kawasan itu.

Batu yang ditunjuk Sutisna berbentuk bongkahan pohon sepanjang kurang lebih dua meter yang sudah membatu. "Di dalamnya getah-getah yang juga sudah membatu," katanya. "Ini hasil bentukan alam jutaan tahun," kata Sutisna, menjelaskan sehingga benda itu harganya bisa selangit.

Beberapa batu yang unik, juga ia tunjukkan. Ada batu sebesar kepala yang berbentuk seperti buah melon, lengkap dengan tempat tangkai, serta batu fo-sil cangkang binatang purba. "Ya ini sejenis buah zaman dulu yang juga sudah menjadi batu," katanya.

Batu fosil daun, batu beraneka bentuk, serta fosil pohon terjajar di dalam ruang tamu, showroom dan di sekeli-ling tembok luar toko dan benteng halamannya. Selain beragam bentuk, berbagai batu berwarna indah dan unik cukup menarik perhatian.

Batu-batu itu ia kumpulkan dari hampir seluruh pelosok Indonesia. "Sebagian dari Jawa Timur, dan Garut. Sebagian lagi ada yang dari Kalimantan, Sumatra, Baturaja, dan Seram. Dulu masih banyak yang mengirim dari Timor-timur. Tapi kan sekarang sudah negara beda, jadi sulit," katanya.

Usaha mengolah dan menjual batu mulia dan batu alam ini, kata Sutisna dirintis orang tuanya. "Dari tujuh anak, empat di antaranya menjadi perajin dan penjual batu. Semuanya ada di sekitar sini," katanya.

Hampir setiap batu yang ada di tokonya memiliki catatan penemuan yang berbeda, karena keberadaan batu bukan di tempat-tempat biasa. Dalam pencariannya ke tempat-tempat terpencil, Sutisna selalu membawa orang setempat. "Seringkali ada semacam ritual, dan semua itu dilakukan orang setempat," katanya.

Usaha batu ini, cukup menjanjikan. Batu fosil pohon biasanya diterima pasar Rp 25.000,00 per kilogram. Dalam sebulan, ia bisa menjual 20 ton hingga 40 ton untuk memenuhi pesanan pelanggan.

Selain itu, produksi batu cincin yang dilakukan di bagian belakang tokonya juga cukup produktif. "Untuk batu cincin bisa ribuan per bulannya," katanya. Harga per biji batu cincin berkelas bagus bisa mencapai Rp 250.000,00.

Batu cincin ini diproduksi tiga perajin; Deden, Koko, dan Edi. Dalam sehari, mereka bisa menghasilkan tiga kodi atau 60 buah batu. Selain membuat cincin, tugas mereka juga mengolah batu-batu fosil dan memotong batu besar agar berbentuk lempengan besar.

Batu-batu tertentu juga dipotong dan digosok untuk pesanan-pesanan yang datang. "Ada order batu fosil tertentu, seperti fosil daun yang itu," katanya menunjuk ke sebongkah batu yang menampilkan jejak daun-daun. "Atau ada order massal, seperti bentuk telur atau piala pesanan," kata dia menambahkan.

Nah, mau tahu batu termahal yang pernah dijual Sutisna. "Dulu ada batu bergambar (Presiden RI pertama) Soekarno dibeli orang dengan harga Rp 350 juta. Itu tahun 70-an. Kalau yang terakhir, tahun 2000-an lalu, batu berlafaz Allah, harganya Rp 600 juta,"

Tidak ada komentar: